Kamis, 30 Mei 2013

Chelsea Olivia Pilih Bela Diri Muay Thai - Tribunnews

Bagi pesinetron Chelsea Olivia, kesibukan membuatnya tidak pernah lupa untuk menjaga kondisi tubuh. Tetapi ia tidak bisa melakukan olahraga seperti jalan kaki, jogging maupun senam.

"Aku olahraga lebih ke beladiri. Seperti yang sedang aku jalani sekarang adalah Muay Thai. Kurang lebih sudah hampir setahun ini. Aku merasa olahraga beladiri itu banyak gerakan badannya. Bahkan, aku merasa otot tangan dan kaki jadi kuat," ujar gadis yang bermain di lebih dari 20 sinetron ini.

Menurutnya, untuk berolahraga itu pilihannya sangat banyak. Yang terpenting, ada waktu khusus untuk menggerakkan tubuh.

"Aku memang suka beladiri. Selain jaga diri, aku merasa gerakan bela diri itu ada kombinasi antara gerak dan pernafasan. Jadi, ya melatih pernafasan juga," kata Chelsea.

Selengkapnya di edisi cetak Berita Kota Superball

http://www.tribunnews.com/2013/05/26/pilih-bela-diri-muay-thai

Pencak Silat Semarang Gagal Gagal Dulang Emas di O2SN - Suara Merdeka CyberNews

image

SEMARANG, suaramerdeka.com - Tim Pencak Silat Kota Semarang gagal mendulang emas pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Jateng. Di kelompok SD hanya menyumbangkan medali perak, sedangkan di kelompok SMP, tak satu medali pun di bawa pulang.

Dalam O2SN yang berlangsung di Komplek Gelora Jatidiri, kemarin, Semarang hanya memiliki satu wakil yakni Herlisa Kartika Jati (SDN Banyumanik 02) untuk turun di kelas seni tunggal putri (SD). Dalam perolehan poin, dia kalah dari wakil Karanganyar Silsia Ayu . Kekalahan Herlisa diduga karena kalah pengalaman dibandingkan rival beratnya.

Bagimana tidak, Silsia Ayu merupakan pesilat cilik yang sudah mengecap manis pahitnya persaingan tingkat nasional. Karenanya apa-apa yang menjadi unsur penilaian telah dikuasai.

''Dibandingkan Ayu, Herlisa memang masih kalah pengalaman. Ayu sudah pernah tampil di tingkat nasional, sedangkan Herlisa belum. Namun, hasil ini sudah cukup baik. Tahun depan Herlisa tentunya akan meraih hasil lebih baik lagi,'' tutur pelatih pencak silat Kota Semarang Jimmy Dompas.

Adapun di kelompok SMP, Kota Lunpia pulang dengan tangan hampa. Satu-satunya harapan, yakni Adam Ariel (SMPN 37) yang turun di seni tunggal putra hanya mampu meraih peringkat keempat. Sebenarnya dia memiliki poin yang sama dengan peringkat ketiga. Namun kalah dalam penentuan tos-tosan.

Gagal mendapatkan medali menjadi catatan tersendiri bagi Kota Semarang. Hal itu menunjukkan bahwa pembinaan pencak silat di ibu Kota Provinsi Jateng masih kalah dibandingkan dengan daerah lain. Bila terus dibiarkan, akan memengaruhi perkembangan dalam beberapa tahun ke depan.

Jimmy menambahkan, Semarang masih menyimpan harapan di kelompok SMA yang akan dipertandingkan 28-31 Mei mendatang. Enam pesilatnya akan tampil, yakni Tias Cahya dan Lutfy di kelas B putri dan putra. Kemudian Intan dan Rudi di kelas F putri dan putra. Adapun Risma dan Andre akan turun di nomor seni.

(Hendra Setiawan/CN26)
Untuk berita terbaru, ikuti kami di Twitter twitter dan Facebook Facebook

Bagi Anda pengguna ponsel, nikmati berita terkini lewat http://m.suaramerdeka.com
Dapatkan SM launcher untuk BlackBerry http://m.suaramerdeka.com/bb/bblauncher/SMLauncher.jad

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sport/2013/05/17/23780/Pencak-Silat-Semarang-Gagal-Gagal-Dulang-Emas-di-O2SN

Jumat, 24 Mei 2013

Pengacara: Ahmad Fathanah Kenal Anis Matta - BeritaSatu

Jakarta - Pengacara tersangka kasus dugaan korupsi dan pencucian uang Ahmad Fathanah, Ahmad Rozi mengakui bahwa kliennya mengenal Wakil Ketua DPR dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta.

"Jika kenal, saya yakin (Fathanah) kenal (Anis Matta)," kata Rozi saat ditemui di kantor KPK, Jakarta, Jumat (24/5).

Hanya saja, Rozi mengaku tidak dapat memastikan keakraban atau kedekatan antara Fathanah dengan Anis Matta.

Seperti diketahui, ketika bersksi dalam sidang perkara korupsi terkait penentuan kuota impor daging sapi tahun 2013 di Kementerian Pertanian (Kemtan), Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengakui bahwa pernah bertemu dengan Ahmad Fathanah.

Namun, Suswono mengatakan ketika itu bertemu dengan Ahmad Fathanah ketika bersama Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta.

"Dengan Ahmad Fathanah bertemu di Makassar di Kabupaten Takalar. Beliau (Fathanah), saat itu bersama Anis Matta," kata Suswono ketika bersaksi dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (17/5).

Menurut Suswono, pertemuan tersebut terjadi akhir tahun 2012 ketika Pilkada berlangsung di Kabupaten Takalar.

Sebelumnya, Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin mengatakan bahwa pernah bertemu Ahmad Fathanah di Lembang, Bandung, dalam rangka silahturahmi.

Tetapi, menurut kuasa hukum Hilmi, Zainuddin Paru, kliennya tidak mengundang Fathanah. Sebaliknya, pria yang dikabarkan dekat dengan banyak perempuan tersebut datang bersama dengan pengusaha sukses asal Sulawesi Selatan, sekaligus mantan Wakil Ketua MPR, Aksa Mahmud.

"Ada beberapa foto yang diperlihatkan penyidik saat pemeriksaan. Ada foto yang langsung berderet, ada beliau dgn pak Aksa Mahmud, dan ada foto lain yang kemudian ada Fathanahnya tetapi tidak bersama dengan Ustad (Hilmi)," kata Paru ketika ditemui di kantor KPK, Jakarta, Kamis (16/5). 

http://www.beritasatu.com/nasional/115675-pengacara-ahmad-fathanah-kenal-anis-matta.html

45 WANITA AHMAD FATHANAH: Data Beredar Belum Tentu Sama ... - Solopos

Vitalia Sesha

JAKARTA â€" Daftar 45 perempuan yang disebut-sebut sebagai dekat dengan Ahmad Fathanah ramai dibicarakan belakangan ini.

Meski begitu, data itu belum tentu sama dengan KPK dan PPATK.

“Perlu disampaikan bahwa daftar itu bukan dari KPK dan nama-nama itu belum tentu sama dengan hasil analisis KPK dengan PPATK,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi di gedung KPK Jakarta, Kamis (23/5).

Hal ini dikemukakan Johan, karena di kalangan masyarakat tersebar daftar nama 45 perempuan yang diduga menerima aliran uang dari Fathanah, beserta dengan jumlah uang yang disetorkan dan tanggal penyetoran.

“Nama-nama yang beredar itu belum tentu sama lho,” kata Johan lagi.

Baru-baru ini KPK telah kembali menyita sejumlah uang pemberian Fathanah kepada salah satu teman perempuannya, Tri Kurnia Puspita.

“Tri Kurnia tadi menurut penyidik telah mengembalikan uang sekitar Rp400 juta yang diduga dia terima dari AF (Ahmad Fathanah),” kata Johan Budi, Senin (20/5).

Johan mengemukakan bahwa uang tersebut diberikan Fathanah kepada Tri Kurnia sebagai tanda pertemanan.

Penyitaan yang dilakukan oleh KPK atas benda atau pun uang diduga pemberian Fathanah kepada teman-teman perempuannya tersebut, dikatakan Johan karena KPK sebelumnya sudah memperoleh data yang didapat dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.

“Sebelumnya KPK memperoleh data bahwa ada aliran dana yang diperoleh yang bersangkutan sebagai bukti untuk tindak pidana pencucian uang Ahmad Fathanah, yang kami dapat dari PPATK,” kata Johan.

Johan juga kembali menekankan bahwa benda-benda tersebut disita bukan dirampas, sehingga bila putusan Hakim mengatakan bahwa barang-barang dan uang tersebut harus dikembalikan maka akan dikembalikan kepada yang bersangkutan.

Pada Selasa (7/5) KPK melakukan penyitaan terhadap mobil Honda Freed B 881 LAA, gelang merek Hermes dan jam tangan Rolex yang diserahkan atas nama Tri Kurnia Puspita.

Menurut Johan harga gelang Hermes buatan Prancis itu adalah sekitar Rp50 juta â€" Rp70 juta sedangkan jam tangan Rolex bernilai lebih dari Rp10 juta.

Sejumlah perempuan diketahui mendapatkan barang dan uang dari orang dekat mantan Presiden PKS Luthi Hasan Ishaaq tersebut.

Perempuan-perempuan itu antara lain mahasiswi Universitas Mustopo Maharany Suciyono yang ditangkap bersama dengan Fathanah pada 29 Januari di Hotel Le Meridien Jakarta, Maharany diketahui mendapat uang Rp10 juta dari Fathanah.

Padahal Fathanah diketahui memiliki istri muda bernama Sefti Sanustika yang masih hamil tua dan tinggal di apartemen di Depok.

Pada Jumat (3/5) artis Khadijah Azhari alias Ayu Azhari juga mengembalikan uang Rp20 juta dan 1.800 dolar AS yang diberikan oleh Fathanah sebagai ongkos pekerjaan Ayu yang ternyata tidak jadi dilakukan.

KPK pada Senin (6/5) juga menyita mobil Honda Jazz warna putih bernomor polisi B 15 VTA dan jam tangah mewah buatan Swiss merek Chopard senilai Rp70 juta.

Barang-barang itu diberikan kepada model majalah dewasa Vitalia Sesha.

Sebelumnya KPK sudah menyita empat mobil mewah milik Fathanah pada 6 Maret yaitu Toyota FJ Cruiser hitam bernomor polisi B 1330 SZZ dan Alphard putih bernomor polisi B 53 FTI yang dibeli di dealer di Pondok Indah,Land Cruiser Prado hitam bernomor B 1739 yang dibeli dari dealer Wiliam Mobil di Pondok Indah, serta satu Mercedes Benz.

Simak berita selengkapnya : http://digital.solopos.com/file/23052013/

http://www.solopos.com/2013/05/24/45-wanita-ahmad-fathanah-data-beredar-belum-tentu-sama-dengan-kpk-ppatk-409633

Disebut Terima Dana Ahmad Fathanah, Elsya Ketakutan - KOMPAS.com

Disebut Terima Dana Ahmad Fathanah, Elsya Ketakutan

Penulis : Kontributor Makassar, Hendra Cipto | Kamis, 23 Mei 2013 | 20:54 WIB

Dibaca:

Disebut Terima Dana Ahmad Fathanah, Elsya KetakutanKOMPAS.com/Hendra Cipto Salah satu dari empat wanita diduga penerima dana tersangka korupsi daging impor, Ahmad Fathana, Elsya Putri Adiyanti ditemani ayahnya Mulyadi menggelar konferensi pers dan memperlihatkan bukti transferan sebesar Rp 2 miliar di warung kopi (Warkop) Sija, Jl Boulevard, Makassar, Kamis (23/05/2013) sekitar pukul 20.00 Wita.

MAKASSAR, KOMPAS.com â€" Disebut-sebut sebagai penerima aliran dana dari tersangka korupsi daging impor, Ahmad Fathanah, Elsya Putri Adiyanti (19), warga Kompleks Maizonet, Jalan Bourgenville, Makassar, mengaku ketakutan.

Ketakutan mahasiswi Universitas Hasanuddin (Unhas) ini kemudian disampaikan kepada ayah kandungnya, Mulyadi, yang merupakan pengusaha tambang Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Akibat kabar itu, Elsya kerap menerima telepon serta didatangi wartawan untuk diwawancarai. Akhirnya Mulyadi pun melakukan klarifikasi dengan menggelar konferensi pers di warung kopi Sija di Jalan Boulevard, Makassar, Kamis (23/5/2013) sekitar pukul 20.00 Wita.

"Jadi sekalian, saya klarifikasi. Saya menggelar konferensi pers, setelah anak kedua saya Elsya Putri Adiyanti merasa ketakutan dan resah disebut-sebut sebagai penerima dana dari Ahmad Fathanah. Saya tekankan, Elsya tidak pernah menerima dana dari Ahmad Fathanah seperti wanita-wanita lainnya. Malah Elsya yang saya suruh transferkan uang Rp 2 miliar ke rekening Ahmad Fathanah atas petunjuk Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin," tandas Mulyadi yang juga merupakan mantan tim sukses Ilham saat mencolonkan diri sebagai Gubernur Sulsel ini.

Mulyadi menjelaskan, dirinya mentransfer uang ke rekening Ahmad Fathanah demi mendapatkan suara dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat Pilgub Sulawesi Selatan.

"Uang ditransfer ke rekening Ahmad Fathanah untuk kepentingan Pemilihan Gubernur Sulsel. Agar PKS memberikan dukungannya ke Pak Ilham Arief Sirajuddin," tandasnya.

Sebelumnya, Elsya disebut-sebut sebagai salah satu wanita penerima aliran dana terbesar dari tersangka korupsi daging impor, Ahmad Fathanah. Selain Elsya, ada dua wanita di Makassar yang diduga menerima aliran dana dari Ahmad Fathanah, yakni Amel Fadly dan Erna Kumala Ningrum yang merupakan istri politikus Makassar.

http://regional.kompas.com/read/2013/05/23/20544298/Disebut.Terima.Dana.Ahmad.Fathanah.Elsya.Ketakutan

VIDEO: Kades Woro Selingkuh, Warga Ngamuk dan Bakar Kantor - Liputan6.com

VIDEO: Kades Woro Selingkuh, Warga Ngamuk dan Bakar Kantor

(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Bima : Ratusan warga Desa Woro, Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, mengamuk. Warga menyerbu kantor kepala desanya menuntut Kepala Desa Woro segera mundur karena diduga telah berselingkuh dengan istri warganya.

Pantauan Liputan 6 SCTV di Bima, warga yang datang dari berbagai dusun di Desa Woro ini langsung merangsek masuk ke kantor desa mencari kepala desanya. Meski sempat dihalangi petugas kepolisian dan Satpol PP, namun banyaknya jumlah warga membuat aparat kewalahan.

Tidak menemukan kepala desanya, ratusan warga ini akhirnya merusak fasilitas kantor desa dan merobohkan seluruh pagar dan membakarnya di depan kantor desa. Keributan antara warga dengan aparat desa juga sempat terjadi.

"Kasus ini sudah dilaporkan sang suami ke polisi dan sudah didamaikan. Namun isu terlanjur menyebar di telinga warga, sehingga ratusan warga mendatangi kantor desa dan mengamuk," ujar Kapolsek Madapangga Ipda M Nur di Mapolsek Madapangga, Rabu (8/5/2013).

Kini kasus tersebut ditangani Polres Bima Kabupaten. Hingga kini keberadaan kepala desa masih belum diketahui. "Warga menuntut Asikin segera mundur karena dinilai telah membuat malu warga Desa Woro yang selama ini dikenal sangat agamis," ucap Habe, warga Desa Woro. (Frd)

http://news.liputan6.com/read/581418/video-kades-woro-selingkuh-warga-ngamuk-dan-bakar-kantor

Seperti Inilah Sosok Klewang di Mata Tetangga - Detikcom

Jumat, 17/05/2013 17:50 WIB

Chaidir Anwar Tanjung - detikNews

Pekanbaru - Tidak pernah mau bergaul dan tidak pernah ikut bergotong royong. Kalau ditegur tetangga, dia tak segan mengeluarkan samurai panjangnya. Demikian sosok Klewang (57) di mata tetangga.

Klewang tinggal di Jl Nusa II, Perum Duta Mas, Jalan Pasir Putih, Kecamatan Pasir Putih, Kabupaten Kampar, Riau. Letaknya berbatasan dengan Pekanbaru.

Rumah bertipe 36 dan bercat putih itu ditempati istrinya, Sri (45). Posisinya di ujung nomor dua dari jalan utama. Ada tembok pagar yang belum selesai. Depan rumahnya juga ada tembok sebagai pembatas ke blok lainnya. Di tembok tertulis XTC dengan cat pilox.

Detikcom berkunjung ke rumah Klewang, Jumat (17/5/2013). Pintu utama tertutup rapat. Pintu bagian samping kiri terbuka. Terlihat seorang bocah tengah asyik bermain ayunan.

Menurut cerita tetangga, Klewang tinggal di perumahan itu sejak awal tahun 2000. Tapi, rumah itu bukan milik Klewang, melainkan milik istrinya.

"Klewang itu pengangguran, tak jelas apa kerjanya. Istrinya yang menghidupi anak-anaknya dengan mencuci dan menggosok ke rumah-rumah tetangga," cerita Ny Erna, tetangganya.

Klewang ditakuti. Dia marah jika kelompok geng motornya ditegur warga karena selalu berisik. Dia tak segan mendatangi warga yang menegur dengan menenteng samurai.

"Bersyukur kami sekarang, ia sudah ditangkap polisi. Dulu anak-anak kami disini selalu diancam Klewang dengan parang," timpal beberapa tetangga.

Klewang sudah pernah dilaporkan tetangga karena mengancam pakai samurai. Tapi setiap kali digerebek polisi, ia tak pernah ada di rumah. Bersama belasan anggota geng motor, kini ia ditahan di Mapolresta Pekanbaru.

Anak seorang pembantu raih nilai UN tertinggi se-Jawa Timur. Saksikan kisahnya di "Reportase Sore", pukul 16.30 WIB, hanya di Trans TV.

(cha/try)


Sponsored Link

Komentar (0 Komentar)

http://news.detik.com/read/2013/05/17/173449/2249188/10/seperti-inilah-sosok-klewang-di-mata-tetangga?9922022

Inilah Sepenggal Kisah Pulau Dana yang Terlupakan - Inilah.com

"Dari Sabang sampai Merauke, dari Mianga sampai Pulau Rote.." Demikian bunyi salah satu jingle produk mi instan. Dari sebaris jingle tersebut, si pembuat lirik mendiskripsikan Indonesia dari ujung timur ke ujung barat, dan ujung utara ke ujung selatan. Tapi tahukah anda, ternyata Pulau Rote, bukanlah pulau paling selatan di Indonesia?

Di samping Pulau Rote, ada satu lagi pulau kecil terluar yang hanya dihuni oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai penjaga garda terluar di sisi selatan. Di tempat ini tak ada penghuni lain selain kawanan kijang dan para penjaga keamanan tersebut. Meski tak berpenghuni, bukan berarti Pulau Dana tak layak dihuni.

Dengan luas sekitar 2 Km persegi, pulau indah dengan pantai berpasir putih ini memiliki hutan dan danau air tawar yang dikenal dengan nama danau merah. Bukan hanya di danau, bahkan di kawasan pangkalan militer yang dihuni TNI, dengan jarak sekitar 200 M dari bibir pantai, kita dapat menemukan sumber air tawar yang muncul dari tanah galian sedalam sekitar 1,5 M. Bukan hanya itu, selain sumberdaya hayati di dalam hutan kita juga dapat menemukan kawanan rusa timor yang kini keberadaannya dilindungi oleh pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Oleh karena itu, bukan mustahil, jika konon dahulu kala pulau ini sempat berpenghuni. Namun, sejak kejadian pembunuhan massal yang hanya menyisakan tujuh orang yang selamat dari seluruh penduduk di pulau tersebut, tak ada lagi yang tinggal di Pulau Dana. Saat ini, hanya sekitar 30-an anggota TNI yang menetap disana. Kejayaan kerajaan yang sempat berdiri disana hanya tinggal kisah semata.

Berdasarkan penuturan salah seorang keturunan Raja Thie, ber-fam (keluarga) Messakh, kisah habisnya penduduk Pulau Dana tak lepas dari keberadaan Pulau Rote. Kala itu (pada masa penjajahan Belanda) konon, Pulau Dana dan Rote dipimpin oleh sistem kerajaan. Pulau Rote, mempunyai tiga kerajaan yang baik raja maupun pengikutnya berasal dari penduduk asli, yakni Kerajaan Thie, Termanu, dan Ba’a.

Sedang di Pulau Dana, berdiam sebuah kerajaan yang baik raja maupun penduduknya merupakan pendatang dari luar NTT (diduga dari Makassar) yang kebetulan singgah saat berlayar, kemudian terpukau kekayaan Pulau Dana dan menemukan air tawar, yang akhirnya menetap di pulau ini.

Suatu malam, ada beberapa nelayan Rote yang pergi mencari ikan hingga terdampar di Pulau Dana. Saat itu konon malam minggu. Malam, dimana penduduk Pulau Dana tengah mengadakan pesta rakyat dengan berdansa atau menari bersama.

Beberapa nelayan Rote tersebut lalu datang menghampiri. Lantaran terpukau kecantikan perempuan Dana, nelayan tersebut menggoda salah seorang di antaranya. Tak ayal, hal ini membuat penduduk lain marah. Nelayan-nelayan tersebut lalu dihabisi oleh penduduk Dana.

Waktu berlalu, hari berganti. Di Rote sendiri, ternyata seorang ibu hamil tengah menunggu suaminya pulang berlayar, namun si suami tak kunjung kembali. Hingga akhirnya si anak lahir dan beranjak dewasa.

Ketika si anak kecil hingga beranjak remaja, si anak selalu bertanya kepada ibunya, kemana ayahnya pergi. Mengapa tak kunjung kembali. Dan ibu selalu menunjuk ke laut, ke arah Pulau Dana, arah yang dituju suaminya untuk berlayar mencari ikan.

Saat si anak beranjak remaja, Raja Messakhâ€"raja Kerajaan Thie-menggelar sebuah pesta besar. Ia mengundang seluruh raja dan penduduk Pulau Rote dan pulau-pulau berpenghuni di sekitarnya. Raja Dana dan penduduknya pun datang berkunjung.

Tak disangka, dalam sebuah jamuan, si istri dari nelayan yang terbunuh di Pulau Dana menemui seorang penduduk Dana yang menggunakan ikat pinggang suaminya di pesta tersebut. Ikat pinggang ini terbuat dari kulit kerbau dengan disain khusus, yang ia yakini hanya milik suaminya. Penuh sesak akan rasa rindu dan penasaran atas perginya si suami tanpa kabar, si perempuan itu akhirnya datang menghampiri laki-laki tersebut dan menanyakan dari mana asal ikat pinggang yang dikenakannya.

Benar saja, rasa penasaran perempuan ini menguap begitu saja berganti dendam yang bergejolak setelah mendengar bahwa suaminya tewas dibunuh. Ia pun menceritakan hal tersebut kepada sang anak. Si anak yang juga sangat merindukan ayahnya geram. Ia mendesak lelaki berikat pinggang tersebut untuk menceritakan kisah selengkapnya, dan berjanji akan membebaskan si pencerita beserta anak keturunannya.

Waktu berselang. Pesta telah berlalu. Semua raja dan pengikutnya telah kembali ke tempat masing-masing. Si anak yang diselimuti dendam, bertekar menuntut balas. Di asahnya parang berkali-kali hingga tajam-setajamnya. Setelah siap pergilah ia ke Pulau Dana.

Sesampainya di pulau ini, ia menyeret kerbau ke arah danau yang dikelilingin pagar batu. Di pinggir danau tersebut, lalu ia letakkan kerbau sebagai alat penarik para penduduk Pulau Dana. Ia sendiri berdiri di balik gerbang, bersiap membabat setiap leher yang datang.

Insiden berdarah pun terjadi. Semua penduduk yang tertarik lantaran tidak pernah melihat kerbau datang ke danau dan tewas satu-persatu. Semua penduduk habis, hingga hanya menyisakan tujuh orang yang bersembunyi di atas beringin. Ketujuh orang ini adalah seorang pencerita (si pemakai sabuk kerbau) dan keluarganya.

Usai kejadian, ketujuh orang tersebut lalu terkenal dengan sebutan fam (keluarga) Nutu Hitu, yang artinya tujuh beringin. Keluarga ini lalu pergi hijrah ke Rote dan diangkat anak oleh Raja Thie. Pulau Dana pun tak lagi berpenghuni. Hingga saat ini, Fam Nutu Hitu dan Fam Messakh hidup bersaudara. Keduanya tidak bisa kawin karena telah dianggap satu keturunan.

Pulau Dana sendiri masih menyimpan kekayaan alamnya. Di dekat danau tempat bekas kerajaan, konon masih banyak tersisa benda-benda bersejarah, seperti kulit kerang berukuran raksasa bekas bak mandi putri raja, berbagai sisa permainan anak-anak, tempat duduk batu, dan lain-lain. Kijang-kijang pun masih hidup dan terus berkembangbiak meski jumlahnya terbatas. Sayang, pemerintah daerah belum memberikan perhatian khusus pada pulau ini. [yeh]

http://nasional.inilah.com/read/detail/1991630/inilah-sepenggal-kisah-pulau-dana-yang-terlupakan